03 Juli 2011

Sekilas Tentang Sejarah Asia Tenggara




Kawasan Asia Tenggara memiliki keunikan tersendiri dibandingkan sebagian besar wilayah lain di dunia ini, karena batas-batas wilayah kawasan ini ditentukan oleh alam, seperti lautan, hutan rimba, pegunungan dan sungai-sungai besar. Oleh karena faktor itu, maka Asia Tenggara relatif bebas dari migrasi dan invasi besar-besaran dari Asia Tengah seperti yang dialami oleh India dan Cina, tetangga mereka. Meskipun begitu, Asia Tenggara justru menarik bagi pedagang, pelayar dan para penyebar paham-paham keagamaan. Wilayah ini sendiri cukup mudah diakses, karena angin mudah ditebak. Angin muson barat datang antara bulan Mei-Agustus untuk mereka yang mau datang kesini. Ketika ingin kembali, mereka cukup mengikuti angin muson timur yang datang pada Desember-Maret. Selain itu, wilayah ini cukup ramah bagi pendatang karena cuacanya yang stabil dan tidak mengalami perubahan berarti tiap tahunnya.

Keseluruhan wilayah di Asia Tenggara memiliki persamaan yang cukup mencolok jika dilihat dari sudut pandang masyarakatnya. Pertama adalah bahasa, yang memainkan peranan vital dalam kehidupan niaga di Asia Tenggara. Bahasa Melayu menjadi bahasa pemersatu bagi penduduk lokal Asia Tenggara, baik di semenanjung maupun wilayah kepulauan. Faktor lainnya yang memberikan wilayah ini kesamaan sifat ialah penyesuaian dengan suatu lingkungan fisik yang sama. Hal ini berakibat pada seragamnya kebutuhan hidup sehari-hari penduduk Asia Tenggara, seperti dalam hal makanan (beras dan ikan) dan juga kebutuhan tempat tinggal, dimana banyak sekali ditemui rumah-rumah panggung yang terbuat dari kayu. Tidak hanya itu, kesamaan lain dari masyarakat Asia Tenggara dapat ditemui pula dari kegiatan-kegiatan keagamaan, budaya maupun sosial seperti pentingnya wanita dalam hal keturunan, upacara keagamaan, kegiatan pertanian dan pasar serta konsep hutang sebagai penentu kewajiban sosial.

Faktor selanjutnya adalah adanya suatu jalinan niaga yang tinggi di wilayah itu. Bangsa Cina menyebut daerah Asia Tenggara sebagai Nanyang (Laut Selatan), sedangkan orang-orang dari Timur Jauh cenderung menyebutnya Tanah di Bawah Angin, karena angin musimlah yang membawa mereka ke tanah ini untuk berdagang. Periode niaga yang sangat ramai itu terjadi pada masa kurun niaga dari abad kelima belas sampai abad ketujuh belas, dimana selama kurun waktu itu banyak bermunculan pusat-pusat niaga (entrepot) seperti Pasai, Melaka, Aceh, Brunei, Banten dan lainnya.

Vietnam, sebagai salah satu negeri yang penting di kawasan Asia Tenggara modern saat ini, pada awalnya tidak terlalu menonjolkan ciri-ciri Asia Tenggara seperti yang terjadi di kawasan lainnya. Pengaruh Cina sangat kental dalam kehidupan orang Vietnam, meskipun dalam sebagian hal unsur-unsur Asia Tenggara tetap ada dalam kehidupan masyarakat Vietnam, seperti olahraga sepak takraw, sabung ayam dan konsumsi sirih. Singkatnya, peran Vietnam ialah sebagai garis depan antara Asia Tenggara dengan Cina. Hal itulah yang akhirnya membuat Vietnam memiliki perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.











Rahadian Rundjan,
Mahasiswa Ilmu Sejarah FIB UI 2009
@RahadianRundjan



 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates